Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Silahkan bapak ibu jalan-jalan di blog saya dan memberikan komentar, semoga bermanfaat
Perkenalkan saya Yullia Riesanthy, S.Pd seorang guru yang bertugas di SMA Negeri 1 Tempunak. Saya adalah CGP angkatan 4 yang berasal dari Kabupaten Sintang. Baiklah, saya akan membahas koneksi antar materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, jangan lupa bapak ibu untuk dapat klik “IKUTI” pada blog saya ini dan memberikan komentarnya atas bahasan saya kali ini.
Berikut ada
beberapa pertanyaan yang akan saya bahas :
1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan
filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Kita mengenal semboyan yang di cetuskan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri
handayani. Semboyan ini memiliki makna bahwa pada saat seorang pemimpin berada
di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat berada di tengah,
maka dia harus bisa membangun motivasi. Dan pada saat berada di belakang, maka
seorang pemimpin bisa memberikan dukungan. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang
guru, kita harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Kita
harus menyadari bahwa setiap anak lahir di dunia dengan membawa kodratnya
masing-masing. Dan sebagai guru tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan
segala kodrat yang ada pada anak didik kita. Dalam setiap pengambilan keputusan
seorang guru harus memberikan karsa atau usaha yang pada akhirnya guru dapat
mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Guru haruslah bisa
menjadi sosok yang mampu mengambil keputusan berpihak pada murid dengan
menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip dalam menyelesaikan
dilema, dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Sebagai seorang pendidik sudah seharusnya kita memiliki
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, seperti nilai kebaikan, kejujuran,
tanggungjawab, disiplin, toleransi, gotong royong dan kebaikan lainnya, dimana
nilai tersebut akan berpengaruh pada saat seorang pendidik mengambil sebuah
keputusan yan mendasari pemikiran dalam mengambil sebuah keputusan. Sebagai
seorang Pemimpin Pembelajaran, seorang pendidik haruslah memiliki nilai
universal dalam diri mereka dan menganut 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.
Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang
teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil
keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada
situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara
benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama
untuk mengambil keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan
pada peserta didik.
3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada
modul 2 sebelumnya.
Coaching adalah ketrampilan yang untuk menggali suatu
masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah
yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching menggunakan model TIRTA, kita
dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat
pemecahan masalah secara sistematis. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh
pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi
keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak
kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah
keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan
menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan?
Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang guru harus mampu
memahami kebutuhan belajar murid-muridnya. Guru harus mampu mengidentifikasi
perbedaan minat dan gaya belajar murid, sehingga dalam proses pembelajaran murid
mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan. Guru juga harus memiliki kompetensi
sosial emosional. Karena dengan memiliki keterampilan mengelola sosial emosional,
maka seorang guru akan bisa mengambil sebuah keputusan secara sadar
(mindfulness) dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga
dapat mewujudkan merdeka belajar dan keputusan yang diambil merupakan keputusan
yang bisa dipertanggungjawabkan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral
atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta
dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan
yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata
dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang
dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus
terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan
terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan
mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai-nilai Guru
Penggerak yang sudah dipelajari adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif
dan berpihak pada murid. Dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang Pendidik
maka dia akan memiliki bekal untuk mengambil sebuah keputusan yang
bertanggungjawab.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak
pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Agar seorang Pendidik bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat
sehingga berdampak terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman serta
kondusif, seorang Pemimpin Pembelajaran harus mengenali kasus atau masalah yang
terjadi terlebih dahulu. Apakah kasus tersebut termasuk dilema etika
ataukah bujukan moral. Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus
pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang
sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Kesulitan yang saya alami adalah perubahan paradigma dan budaya
sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Serta masalah kasus murid
yang harus berpihak pada murid.
8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang
kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu
keputusan yang diambil haruslah mempertimbangkan kebutuhan murid, potensi yang
dimiliki murid sehingga pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan
potensi dan kodratnya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran, guru melakukan pengambilan
keputusan yang dapat memerdekakan dan dapat
berpihak pada murid, maka di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang
matang, penuh pertimbangan dan bertanggungjawaba dalam mengambil keputusan bagi
kehidupan dan pekerjaannya.
Keputusan yang berpihak kepada murid dilakukan melalui
pertimbangan yang akurat, yaitu guru harus melakukan pemetaan terhadap minat
belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid terlebih dahulu. Kemudian
dilakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan diferensiasi konten, diferensiasi
proses dan diferensiasi produk dalam sebuah proses pembelajaran.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat diambil adalah Pengambilan Keputusan
Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul sebelumnya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, yaitu bertujuan untuk menuntun murid. Pengambilan
keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan
harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai
pemimpin pembelajaran, berdasarkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA.
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran
penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar
pancasila.
Dalam proses menuju profil pelajar pancasila, akan ada banyak masalah
yang akan kita hadapi terkait dilema etika dan bujukan moral sehingga kita
memerlukan ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam penyelesaian masalah
melalui 9 (sembilan) langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan
tersebut dapat berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
Demikianlah bahasan koneksi antar materi modul 3.1. tentang Pengambilan
Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga dapat bermanfaat.
Keputusan berpihak pada murid, dilalui langkah-langkah yang tepat hasilnya juga tepat, mantap ibuππΌππΌ
BalasHapusTinggal diimplementasikan dilapangan . Terima kasiih
HapusMatap bu, semangattt
BalasHapusSemangat juga untuk bapak.
HapusKeren Bu.ππ
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus