Rabu, 27 April 2022

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Silahkan bapak ibu jalan-jalan di blog saya dan memberikan komentar, semoga bermanfaat


Perkenalkan saya Yullia Riesanthy, S.Pd seorang guru yang bertugas di SMA Negeri 1 Tempunak. Saya adalah CGP angkatan 4 yang berasal dari Kabupaten Sintang. Baiklah, saya akan membahas koneksi antar materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, jangan lupa bapak ibu untuk dapat klik “IKUTI” pada blog saya ini dan memberikan komentarnya atas bahasan saya kali ini.

 

Berikut ada beberapa pertanyaan yang akan saya bahas :

 

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Kita mengenal semboyan yang di cetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani. Semboyan ini memiliki makna bahwa pada saat seorang pemimpin berada di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat berada di tengah, maka dia harus bisa membangun motivasi. Dan pada saat berada di belakang, maka seorang pemimpin bisa memberikan dukungan. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, kita harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Kita harus menyadari bahwa setiap anak lahir di dunia dengan membawa  kodratnya masing-masing. Dan sebagai guru tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan segala kodrat yang ada pada anak didik kita. Dalam setiap pengambilan keputusan seorang guru harus memberikan karsa atau usaha yang pada akhirnya guru dapat mengarahkan siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Guru haruslah bisa menjadi sosok yang mampu mengambil keputusan berpihak pada murid dengan menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip dalam menyelesaikan dilema, dan 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai seorang pendidik sudah seharusnya kita memiliki nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, seperti nilai kebaikan, kejujuran, tanggungjawab, disiplin, toleransi, gotong royong dan kebaikan lainnya, dimana nilai tersebut akan berpengaruh pada saat seorang pendidik mengambil sebuah keputusan yan mendasari pemikiran dalam mengambil sebuah keputusan. Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran, seorang pendidik haruslah memiliki nilai universal dalam diri mereka dan menganut 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.

Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Coaching adalah ketrampilan yang untuk menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching menggunakan model TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang guru harus mampu memahami kebutuhan belajar murid-muridnya. Guru harus mampu mengidentifikasi perbedaan minat dan gaya belajar murid, sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan. Guru juga harus memiliki kompetensi sosial emosional. Karena dengan memiliki keterampilan mengelola sosial emosional, maka seorang guru akan bisa mengambil sebuah keputusan secara sadar (mindfulness) dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar dan keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai-nilai Guru Penggerak yang sudah dipelajari adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang Pendidik maka dia akan memiliki bekal untuk mengambil sebuah keputusan yang bertanggungjawab.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Agar seorang Pendidik bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat sehingga berdampak terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman serta kondusif, seorang Pemimpin Pembelajaran harus mengenali kasus atau masalah yang  terjadi terlebih dahulu. Apakah kasus tersebut termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan yang saya alami adalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Serta masalah kasus murid yang harus berpihak pada murid.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu keputusan yang diambil haruslah mempertimbangkan kebutuhan murid, potensi yang dimiliki murid sehingga pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru melakukan pengambilan keputusan yang dapat  memerdekakan dan dapat berpihak pada murid, maka di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan bertanggungjawaba dalam mengambil keputusan bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid dilakukan melalui pertimbangan yang akurat, yaitu guru harus melakukan pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi dengan  melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk dalam sebuah proses pembelajaran.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat diambil adalah Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul sebelumnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, yaitu bertujuan untuk menuntun murid. Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran, berdasarkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA.

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

Dalam proses menuju profil pelajar pancasila, akan ada banyak masalah yang akan kita hadapi terkait dilema etika dan bujukan moral sehingga kita memerlukan ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam penyelesaian masalah melalui 9 (sembilan) langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan tersebut dapat berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Demikianlah bahasan koneksi antar materi modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, semoga dapat bermanfaat.


6 komentar:

  1. Keputusan berpihak pada murid, dilalui langkah-langkah yang tepat hasilnya juga tepat, mantap ibuπŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggal diimplementasikan dilapangan . Terima kasiih

      Hapus